Selasa, 22 Januari 2008

Humoralkitab

1. Persembahan dari Seorang Pemurah
Seorang remaja duduk di gereja untuk mengikuti misa.
Pada saat kotak persembahan diedarkan, ia dengan segera membuka dompetnya dan memasukkan seribu rupiah ke dalam kotak persembahan itu.
Tiba-tiba, seorang bapak yang duduk dibelakangnya menepuk pundaknya dan memberikan uang 100 ribu kepada remaja itu. Remaja itu tersenyum, memasukkan uang 100 ribu itu ke dalam kotak persembahan, dan menatap sekilas dengan rasa kagum pada bapak yang sangat pemurah itu.
Tak lama kemudian Bapak dibelakangnya kembali menepuk pundaknya dan dia mendengar bisikan dari arah belakang,
"Nak, uang 100 ribu itu tadi jatuh dari dompetmu."


2. Doa dengan Bahasa Gaul di Malam Tahun Baru
31 dec 2006 malam tahun baru co gaul sedang berdoa
Co gaul : "Tuhan hujannya berenti sebentar dong, kan tahun baru gue pingin jalan ama cewek gue puter2 kota. entar klo udah sampe rumah hujan lg juga ga papa. kan sekali setahun gitu loh, masa harus hujan2. please tuhan berentiin hujan gitu loh!!!!"
Tuhan menjawab : "SO WHAT GITU LOH...!!!!"


3. Orang Pelit Masuk Neraka
Dua anak Sekolah Minggu sedang bercakap-cakap.
Samuel : "Coba terka, orang seperti apa yang paling banyak masuk neraka, apakah pencuri, pembunuh atau orang pelit?"
Natanael: "Tentu saja pencuri dan pembunuh! Karena yang satu mengambil harta orang sedangkan yang lain mengambil nyawa orang."
Samuel : "Kata papa-ku orang pelit yang paling banyak masuk neraka!"
Natanael: "Ach, masa iya ... ??? Apa dosanya, khan itu hartanya sendiri, suka-suka ku donk!"
Samuel : "Nah, itulah...! Saking pelitnya maka ketika Tuhan Yesus mau minta dosanya untuk dibuang ke tubir laut yang paling dalam,dia nggak ngasih!"


4. Semuanya Milik Tuhan
Category: Cerita Alkitabingah
Seorang pria yang adalah jemaat bertemu seorang pendeta yang adalah gembala sidangnya di jalan. Bapak pendeta yang baik ini pun berinisiatif untuk mengajak jemaatnya ini makan malam. Setelah makan malam selesai, Pak pendeta pun dengan gembira membayar tagihannya.
Sebelum mereka berpisah, terjadi percakapan singkat diantara mereka.
Jemaat: "Pak Pendeta, saya tidak akan berterima kasih untuk makanan yang sudah Bapak belikan."
Pak Pendeta: "Lho, memang kenapa?"
Jemaat: "Karena semua yang Bapak Pendeta punya sebenarnya adalah milik-Nya Tuhan!"
Pak pendeta pun hanya senyum kecil tanpa meresponi perkataan jemaat tersebut. Mereka bersalaman dan berpisah. Suatu waktu mereka bertemu lagi di jalan. Terdorong rasa lapar, jemaat ini berinisiatif untuk mengajak Pak Pendetanya ke restoran yang sama untuk makan malam.
Jemaat: "Bapak Pendeta, saya lapar nih, kita ke restoran yang kemaren kita kunjungi lagi yuk?"
Pak Pendeta pun berpikir sebentar. Lalu dengan senyum ramahnya dia pun menjawab.
Pak Pendeta: "Maaf ya Bapak, karena uang dan segala yang saya miliki adalah milik Tuhan, jadi saya akan tanya Tuhan dulu apakah boleh saya makan di restoran itu lagi bersama Bapak."


5. Asal Mulanya 10 Perintah Allah
Category: Cerita Alkitabingah
Konon, 10 Perintah Tuhan itu sebenernya bukan untuk orang Israel, melainkan untuk bangsa lain tapi justru bangsa lain yang ditawari menolak. Begini kisahnya...
Malaikat ke Italia.
Malaikat:"Hei kamu orang Italia, mau perintah Tuhan nggak?"
Orang Italia:"Apa isinya?"
Malaikat:"Jangan membunuh!"
Orang Italia:"Sori yach, kami ini mafia, membunuh adalah kegiatan kami"
Lalu malaikat itu terbang ke Rusia.
Malaikat:"Hei kamu orang Rusia, mau perintah Tuhan nggak?"
Orang Rusia:"Apa Isinya?"
Malaikat:"Sembahlah Tuhanmu!"
Orang Rusia:"Sori yach, kami ini atheis. Nggak percaya ama Tuhanmu!"
Lalu malaikat itu terbang ke Tiongkok.
Malaikat:"Hei kamu orang Tionghoa, mau perintah Tuhan nggak?"
Orang Tiongkok:"Apa isinya?"
Malaikat:"Jangan berdusta!"
Orang Tionghoa:"Sori yach, kami ini pedagang, jadi mesti menipu."
Malaikat tsb menjadi frustrasi. Akhirnya ia terbang ke orang Israel yang terkenal kebandelan dan kekikirannya. Siapa tahu mereka mau, gumam malaikat.
Malaikat:"Hei kamu orang Israel, mau perintah Tuhan nggak?"
Orang Israel:"Mbayar nggak?"
Malaikat:"Ini gratis!"
Orang Israel:"OK, kami minta SEPULUH!"


6. Kendala yang Perlu Didoakan
Category: Cerita Alkitabingah
Ada seorang pengusaha sukses yang sering menjadi donatur di gereja. Pada suatu saat ia mendapat kendala sehingga ia pulang kampung untuk mencari ketenangan.
Ternyata di kampung tersebut sedang diadakan pembangunan gereja. Setelah mengetahui bahwa ada pembangunan gereja, ia pergi ke rumah pendeta untuk memberikan sumbangan bagi pembangunan gereja.
Lalu pengusaha itu berkata, "Pak pendeta, saya sangat senang dapat memberi bantuan sumbangan pada gereja, tetapi karena saya mendapat 'kendala' maka hanya ini saja yang dapat saya berikan pada saat ini."
Pendeta itu menerima yang diberikan pengusaha itu, tetapi ia tidak tahu apa arti kata "kendala". Lalu di gereja ia mengumumkan, "Saudara-saudara sekalian, pada saat ini telah diterima sumbangan dari seorang pengusaha yang sedang mendapat 'kendala.' Jadi mari kita doakan Bapak ini agar terus mendapat kendala, sekian."


7. Alasan Untuk Pergi ke Gereja
Category: Cerita Alkitabingah
Pada suatu pagi, seorang ibu mengetuk pintu kamar anak laki-lakinya dan memberitahunya bahwa sudah saatnya bangun dan pergi ke gereja.
"Aku tidak ke gereja pagi ini," kata si anak.
"Kamu harus bangun dan pergi ke gereja," balas si ibu.
"Tidak mau." si anak menjawab.
"Ya, kamu harus ke gereja," si ibu berkata.
"Tidak mau. Mereka tidak menyukaiku dan sebaliknya, aku juga tidak menyukai mereka!" kata si anak. "Beri aku dua alasan bagus mengapa aku harus ke gereja."
"Satu, kamu berumur 55 tahun dan alasan kedua ialah karena kamu itu pendetanya!"


8. Pendeta yang Ngebut Ditilang Polisi
Category: Cerita Alkitabingah
Dua orang pendeta mengendarai sepeda motor dengan kecepatan tinggi. Mereka akhirnya diminta untuk berhenti oleh seorang polisi karena kecepatannya melebihi kecepatan maksimum yang sudah ditetapkan.
"Apa yang anda lakukan? Anda mengendarai sepeda motor dengan kecepatan tinggi."
Salah satu Pendeta berkata, "Kami mengendarai sepeda motor ini hanya sekedar putar-putar.....lihatlah motor ini memang sangat bagus dan kencang larinya."
Si Polisi menggeleng-gelengkan kepalanya, "Bagaimanapun juga, saya harus menilang anda. Mengemudi seperti itu sangat membahayakan jiwa anda. Bagaimana kalau anda mengalami kecelakaan?"
Kemudian Pendeta berkata lagi, "Jangan khawatir, Tuhan Yesus beserta kami."
Si Polisi berkata, "Wah, kalau begitu saya harus benar-benar menilang anda, karena tiga orang dilarang berada dalam satu motor sekaligus."


9. Kesedihan Pendeta Karena Jadi Korban Banjir
Category: Cerita Alkitabingah
Seorang pendeta mengungsi ke rumah seorang majelis karena rumahnya kebanjiran. Dia merasa sedih sekali saat bertemu anggota jemaatnya yang kebetulan rumahnya tidak kebanjiran.
Katanya kepada majelis teman sekerjanya di gereja:
"Coba pak, gimana saya tidak sedih dan pilu terhadap anggota jemaat saya,yang tega bilang gara-gara saya kebanjiran katanya saya "kurang iman !".
Majelisnya menimpali katanya: "Emang itulah kenyataannya pak, ibarat sudah jatuh... ketimpa tangga... ketiban cat... digigit anjing lagi !?"


10. 'Klaim' Pendeta Korban Banjir
Category: Cerita Alkitabingah
Seorang pendeta merasa berduka dan marah kepada Tuhan karena rumahnya kebanjiran, dalam suatu kebaktian minggu dia berdoa, katanya:
"Bapa yang empunya langit dan bumi, kami anakMu,waris dari kerajaanMu berdoa dalam Nama Tuhan Yesus, kami 'klaim' janji kebenaran firmanMu..."
Seorang pendeta senior dari gereja lain yang kebetulan hadir digereja itu, berguman:
"Pendeta ini tidak sopan... baru jadi pendeta saja sudah klaim kepada Tuhan... emangnya asuransi "


11. Penyebab Banjir di Kelapa Gading Jakarta
Category: Cerita Alkitabingah
Dua orang pendeta sedang bercanda dalam suatu pertemuan "Posko banjir" antar gereja. Kata pendeta GBI kepada rekannya pendeta dari GKI:
"Tahu nggak Boksu (pendeta), waktu kerusuhan Mei yang lalu, di Kelapa Gading tidak kesentuh kerusuhan sama sekali... tau nggak apa sebabnya, karena gua percikin minyak urapan " katanya sambil menyombongkan diri.
Lalu dengan becanda pula, pendeta GKI itu menimpalinya : "tapi gara-gara lu ngasih minyak urapannya kebanyakan sehingga Kelapa Gading kebanjiran"


12. Amplop Banjir
Category: Cerita Alkitabingah
Dalam sebuah Ibadah raya , pendeta sedang berkotbah mengenai perlunya membantu para korban banjir khususnya membantu saudara seiman para anggota jemaat di gerejanya, katanya :
"Bapak Ibu yang dikasihi Tuhan kita Yesus Kristus, sebagai rasa kepedulian kita terhadap anggota kita yang terkena musibah banjir, mulai minggu ini kita akan edarkan amplop khusus untuk korban banjir... namun dengan satu syarat... jangan melupakan amplop persembahan perpuluhan saudara....."
13. Pendeta Dilarang Membalas
Category: Cerita Alkitabingah
Pada suatu hari keluarga seorang Pendeta sedang berkendara untuk menghadiri suatu ibadah Natal. Maka dengan penuh sukacita Pak Pendeta bersama keluarganya menuju tempat yang tertera dalam undangan.
Sesampainya di tempat yang dituju ternyata halaman parkir telah dipenuhi oleh para undangan lain. Nampaknya ibadah ini cukup menarik minat banyak orang. Setelah berputar-putar, beruntung ternyata terdapat satu tempat parkir diantara mobil-mobil yang penuh sesak dan di sana sudah menunggu si tukang parkir.
Melihat mobil Pak Pendeta, dengan gesit tukang parkir memberikan tanda dan Pak Pendeta menghampirinya.
Setelah mengarahkan kendaraan ke tempat yang tersedia si tukang parkir dengan aba-abanya, "terus ... terus... kiri ... kiri ...."
Dengan dengan gesit Pak Pendeta mengikutinya. Tukang parkir terus mengarahkan, "balas ... balas ... balas...."
Dan tiba-tiba terdengar bunyi "DUK". Ternyata bemper mobil Pak Pendeta menyeruduk mobil lain. Dengan agak marah si tukang parkir menegor, "Bagaimana Bapak ini ... kan sudah saya arahkan balas ... balas ... malah terus saja."
Dengan tenang Pak Pendeta balas menjawab, "Dik ... saya ini Pendeta, harus mengasihi setiap orang dan dilarang membalas."


14. Mengucap Syukur Karena Pendeta Tidak Datang
Category: Cerita Alkitabingah
Dalam sebuah pertemuan keluarga, berlangsung hampir malam tiba dan mendekati makan malam, namun sang tuan rumah gusar karena tidak ada pendeta yang hadir.
Lalu ia mendekati MC dan katanya: "Maukah bapak pimpin doa ucapan syukur karena tidak ada pendeta yang datang?"
Lalu sang MC mengajak jemaat berdiri dan katanya: "Saudara sekalian mari kita mengucap syukur karena tidak ada pendeta yang datang"


15. Saat mengikuti Yesus, Petrus sudah menikah atau belum? Apa buktinya?
Category: Cerita Alkitabingah
Sudah. Dia punya ibu mertua.


16. Siapakah pakar matematika dalam Alkitab?
Category: Cerita Alkitabingah
Siapa lagi kalau bukan Musa? Bukankah dia yang menulis kitab bilangan?


17. Mengapa orang Mesir gagal dan akhirnya tenggelam ketika mereka mengejar bangsa Israel menyeberangi Laut Merah?
Category: Cerita Alkitabingah
Soalnya mereka tidak mau membayar tol, sih!


18. Apakah yang akan terjadi seandainya Musa melemparkan - bukan mengacungkan - tongkatnya ke Laut Merah?
Category: Cerita Alkitabingah
Ya, basah!


19. Mengapa menara Babel berdiri di tanah Sinear?
Category: Cerita Alkitabingah
Ya mana ada menara yang jongkok?


20. Apa yang membuktikan adanya babi di bahtera Nuh?
Category: Cerita Alkitabingah
Ham.


21. Berapa pasang binatang yang harus dimasukkan ke bahtera Nuh agar bahtera itu terisi?
Category: Cerita Alkitabingah
Satu ekor saja sudah cukup, kan?


22. Ayat yang Cocok Untuk Perkawinan
Category: Cerita Alkitabingah
Seorang guru Sekolah Minggu menguji anak-anak kelas besar dengan hapalan ayat.
"Siapa yang bisa menyebutkan ayat yang sesuai untuk pembaptisan?"
"Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum," jawab seorang anak.
"Bagus. Nah, bagaimana kalau ayat untuk pengampunan?"
"Jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di surga akan mengampuni kamu juga."
"Wah, ternyata kalian pintar-pintar. Coba sekarang, sebutkan ayat yang cocok untuk perkawinan!"
Ternyata kali ini tidak ada yang tahu. Namun, beberapa saat kemudian, seorang anak mengangkat tangan dengan malu-malu.
Ia pun mengucapkannya pelan-pelan, "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat."


23. Di Gereja Tidak Boleh Berisik
Category: Cerita Alkitabingah
Sebelum mengakhiri kelasnya, guru Sekolah Minggu bertanya kepada murid-muridnya.
Guru : "Kenapa kalo di gereja kita tidak boleh berisik?"
Murid: "Karena di gereja ada yang lagi tidur."


24. Menyumbang Untuk Tempat Penampungan Anak
Category: Cerita Alkitabingah
Bu Endah sedang kecapekan dan depresi karena mengurus 4 orang anak majikannya yang masih kecil-kecil.
Tiba-tiba pintu rumah diketuk, dan ternyata ada Ibu Amal, seorang aktivis gereja. Dia datang membawa map sambil berkata,
"Sore Bu, maaf, begini nih, gereja kami kan sedang berencana membangun sebuah tempat penampungan anak-anak. Nah, barangkali ibu mau membantu menyumbangkan sesuatu untuk rumah penampungan tersebut...?"
"Oh ... ada!" kata Bu Endah dengan pandangan kesal,
"Saya mau menyumbang 2 anak laki-laki, 1 balita dan 1 bayi, atau paling tidak salah satunya."


25. Yang Mau Menikah Maju
Category: Cerita Alkitabingah
Seorang pendeta dijadwalkan akan memimpin upacara pemberkatan nikah setelah kebaktian Minggu.
Ketika kebaktian akhirnya selesai, ia pun akan memanggil pasangan yang akan dinikahkan itu. Namun, pak pendeta tersebut tiba-tiba lupa nama pasangan yang akan menikah itu, jadi ia pun berkata, "Yang mau menikah, tolong maju ke depan ...."
Dan segera, empat gadis, tiga janda, empat duda, dan enam pemuda berebut maju ke depan.


26. Jika Saja Imanmu Kuat
Category: Cerita Alkitabingah
Beberapa tahun yang lalu saya mendengar sebuah cerita yang saya harap akan menenangkan mereka yang merasa sering diejek dengan kalimat, "Jika saja imanmu kuat engkau tidak akan ...."
Waktu itu saya sedang mendengarkan seorang wanita menelepon seorang pendeta dalam sebuah siaran radio. Pendeta itu adalah seorang pria yang bijaksana. Suaranya yang lembut seakan bisa menghilangkan segala rasa takut. Wanita itu -- yang jelas terdengar sedang menangis -- berkata, "Pendeta, saya dilahirkan buta, dan saya sudah buta sepanjang hidup saya. Saya tidak keberatan menjadi buta tetapi ada beberapa teman saya yang mengatakan bahwa jika saja iman saya kuat maka saya akan bisa disembuhkan."
Pendeta itu bertanya kepadanya, "Apakah Anda selalu membawa tongkat penuntun Anda kemana pun Anda pergi?"
"Ya," jawab wanita itu.
Lalu pendeta itu mulai menasehati, "Jika mereka mengejekmu lagi dengan kata-kata seperti itu, pukullah mereka menggunakan tongkatmu itu dan katakan, 'Jika saja imanmu kuat, kamu pasti tidak akan merasa sakit!"


27. Bersosialisasi dengan Tetangga Belakang
Category: Cerita Alkitabingah
Pada suatu hari, seorang Pendeta mengunjungi seorang bapak tua yang tinggal di suatu tempat yang agak terpencil. Setelah berbincang-bincang sejenak, kemudian Pendeta tersebut bertanya, "Pak, saya mau pamit pulang, mungkin ada sesuatu yang perlu didoakan?"
"Tolong didoakan semoga saya tidak ada masalah dengan tetangga belakang".
"Baik, mari kita berdoa, Tuhan tolong Bapak ini, beri dia hikmat
supaya bisa bersosialisasi dengan baik dengan tetangga di belakang sana. Amin!"
Setelah itu Pendeta pamitan pulang. Begitu sampai di halaman luar Bapak itu berkata sambil menunjuk ke belakang, "Pak Pendeta, dibelakang saya tidak ada rumah, yang ada hanya kuburan!"


28. Guru Sekolah Minggu Tidak Mau Kalah
Category: Cerita Alkitabingah
Seorang guru sekolah gereja akan bercerita. Ia memulai bercerita :
"Anak, anak, hari ini ibu punya cerita. Begini, Pada saat Tuhan Yesus akan datang ke Yerussalem, ada seorang bernama Pilatus yang hendak melihat kedatangan Tuhan Yesus. Tapi karena badannya pendek, maka ia hendak memanjat pohon."
Tiba-tiba, sekelompok anak-anak berkata,
"Ibu guru, bukan Pilatus tapi Zakheus...."
Anak-anak lainnya juga mulai menimpali. Ibu itu terkejut dan lalu mencari alasan.
"Anak-anak, ibu belum selesai. Nah, karena disitu Pilatus, maka Tuhan berbicara. Hai Pilatus, turunlah... Disitu bukan tempatmu tapi tempat Zakheus...!"


29. Nasihat Pendeta
Category: Cerita Alkitabingah
Seorang pemuda yang akan berangkat ke ladang misi pamit pada Pendetanya.
"Pa, minta doa. Besok saya akan pergi ke ladang misi," katanya.
"Pergilah, Nak. Hati-hatilah di negeri orang, kau harus pandai bergaul, supaya banyak menenangkan jiwa."
"Bagaimana resepnya, Pa?"
"Ya, jika kau bertemu dengan tukang tahu, bicaralah soal tahu. Jika bertemu dengan tukang lontong, bicaralah soal lontong, dan jika bertemu dengan tukang sayur, bicaralah soal sayur."
"Bagaimana, jika bertemu dengan ketiganya, Bapa?"
"Ya, bicara saja soal gado-gado, Nak.."


30. Tukang Santetnya Penggemar Spider-Man
Category: Cerita Alkitabingah
Ucok: "Kemarin saya melihat pelayanan pelepasan di Gereja, tapi saya jadi bingung sendiri!"
Ali: "Lho, kok kamu jadi bingung?"
Ucok: "Biasanya kalau seseorang disantet itu dari perutnya keluar paku, jarum, pecahan kaca, dan lain sebagainya, tapi kemarin dari perut orang itu keluarnya boneka-boneka Spider-Man dalam berbagai gaya."
Ali: "Wah, itu sih tukang santetnya penggemar Spider-Man!"


31. Berapa Yang Dipersembahkan
Category: Cerita Alkitabingah
Seorang Pendeta Protestan, seorang Pastor Katolik, dan seorang Rabi Yahudi sedang ber-bincang² mengenai seberapa besar sebenarnya uang persembahan jemaat yang harus dipersembahkan untuk Tuhan. Dan berapa besar yang harus mereka pakai untuk keperluan mereka.
"Mula² kami menarik garis lurus di tanah. Kemudian semua uang kami hamburkan ke atas. Yang jatuh di sebelah kiri untuk Tuhan, dan yang jatuh di sebelah kanan untuk kami," kata Pendeta Protestan.
"Cara kami sedikit lain. Kami membuat lingkaran di tanah. Kemudian semua uang persembahan kami hamburkan ke atas. Yang jatuh di dalam lingkaran untuk Tuhan. Dan yang jatuh di luar lingkaran untuk kami," jelas Pastor Katolik
"Cara kami lain lagi. Kami tak perlu menarik garis atau membuat lingkaran di tanah. Semua uang persembahan kami hamburkan ke atas. Dan biarlah Tuhan menahan bagianNya, dan sisanya yang jatuh ke tanah untuk kami," kata Rabi Yahudi.


32. Ambillah ginjalku
Category: Cerita Alkitabingah
Ada seorang pendeta yang mengidap penyakit ginjal, dan menurut dokter umurnya tinggal sebulan lagi. Tapi penyakitnya itu dapat disembuhkan kalau ada sumbangan ginjal. Lalu, pada hari minggu pendeta itu berkotbah di sebuah gereja. Di sela-sela kotbahnya ia menceritakan tentang penyakitnya.
Pendeta : "Saudara sekalian...tentunya anda sekarang mengetahui penyakit saya ini... Tapi adakah di antara saudara yang mau menyumbangkan ginjalnya pada saya?" (Seluruh jemaat mengangkat tangannya)
Pendeta itu otomatis bingung siapa yang harus dia pilih, akhirnya....
Pendeta : "Kalau begitu kuta undi saja dengan bulu ini. Kalau bulu ini jatuh di kepala seseorang maka nantinya orang itu yang akan menyumbangkan ginjalnya pada saya!"
Pendeta melemparkan bulu itu. Dan terdengarlah para jemaat berkata,
"ambilah ginjalku, puhhhh... (suara orang meniup), ambilah ginjalku, puhhh..."


33. Kenapa tak lari?
Category: Cerita Alkitabingah
Iblis datang ke sebuah gereja. Semua orang, kecuali pendeta dan seorang petani, kabur.
"Aku tahu kenapa pendeta ini tidak kabur melihatku, karena ia merasa aman berada di rumah Tuhan," kata iblis. "Tapi, kau (menunjuk ke petani), kenapa kau tidak lari terbirit-birit seperti yang lain?"
"Lho, anda tidak mengenali saya? Saya kan sudah menikahi saudara perempuan anda selama 30 tahun!" sahut petani.


34. Ngomong pas pernikahan
Category: Cerita Alkitabingah
Dengan penuh kesigapan pendeta memimpin upacara pemberkatan pernikahan.
Sesuai dengan yang biasa tercantum dalam liturgi, pendeta itupun bertanya kepada hadirin yang mengikuti upacara itu.
"Apakah ada diantara saudara-saudara yang mengajukan keberatan terhadap pernikahan ini?"
Terdengar suara halus menjawab, "Ya, ada saya!"
Pendeta itu membalikkan wajahnya dan menegur dengan berbisik.
"Hei tutup mulutmu! Kamu khan pengantin prianya!"


35. Menghabiskan kacang
Category: Cerita Alkitabingah
Suatu ketika ada seorang pendeta yang sedang mengadakan kunjungan rutin ke jemaatnya. Kali ini dia berkunjung ke rumah seorang nenek yang sudah tua. Bapak pendeta ini melihat ada sebuah tempat makanan meja yang berisi kacang. "Apakah Anda tidak berkeberatan saya memakan kacang itu?", kata pak pendeta
"Oh, tidak apa-apa... makan saja," sahut si nenek.
Cerita punya cerita, tidak terasa satu jam berlalu. Kacang di tempat makanan itu sudah habis tak bersisa. Sambil sedikit malu pak pendeta ini berkata,
"Wah, maaf ya, saya tidak bermaksud untuk menghabiskannya, sebenarnya saya hanya ingin memakan sebagian saja," katanya.
Dengan santainya si nenek berkata, "Oh, tidak apa-apa, sejak saya kehilangan gigi-gigi saya, saya hanya bisa menghisap (baca: di-emut/menjilati) coklat yang ada di kacang-kacang itu"


36. Saya Ingin Belajar Dari Anda
Category: Cerita Alkitabingah
Seperti biasanya, setiap hari Minggu pagi orang-orang datang ke gereja dan langsung memilih tempat duduk di bangku bagian belakang. Demikian juga dengan pagi ini, kecuali seorang pendatang baru yang langsung menuju ke bangku paling depan.
Setelah kebaktian, Pendeta memberi salam kepada pendatang baru ini sambil bertanya mengapa ia duduk di bangku paling depan. "Saya seorang sopir bus," jawabnya, "dan saya datang untuk belajar dari anda bagaimana caranya membuat orang-orang berebut duduk di bangku yang paling belakang."


37. ngin Jadi Pendeta
Category: Cerita Alkitabingah
Sepulang dari gereja di hari Minggu, seorang anak laki-laki tiba-tiba mengatakan pada ibunya, "Ma... kalau sudah besar aku mau jadi pendeta saja ah."
"Boleh saja, Nak," kata ibunya, "tapi mengapa kamu tiba-tiba ingin jadi pendeta?" lanjut ibunya pengin tahu karena anak itu biasanya sangat nakal.
"Begini, Ma," kata si anak, "biar bagaimanapun, aku kan tetap saja harus ke gereja tiap Minggu, jadi kupikir akan lebih menyenangkan kalau bisa berdiri di mimbar dan berteriak-teriak daripada harus duduk dengan tenang dan mendengarkan saja."


38. Bergabung Menjadi Pasukan Allah
Category: Cerita Alkitabingah
Setelah Kebaktian usai, ada seorang Pendeta yang selalu berdiri di depan pintu keluar untuk menyalami seluruh umat yang hadir. Pendeta ini menyalami teman saya dan menariknya ke sudut gereja untuk berbicara dengannya. Pendeta ini berkata :
"Anda perlu bergabung dengan 'pasukan Allah', nak!"
Teman saya menjawab :
" Saya sudah bergabung dengan 'pasukan Allah', Pak."
Pendeta itu kemudian bertanya, "Tapi mengapa saya hanya melihatmu pada hari Natal dan Paskah saja?"
Teman saya itu kemudian berbisik, "Saya termasuk dalam agen rahasia!"


39. Ayah sedang mendoakannya
Category: Cerita Alkitabingah
Seorang pendeta menerima panggilan telepon dari kantor pusatnya.
Kantor Pusat : "Anda dipindahkan ke kota, ke sebuah lingkungan jemaat yang elite. Segera berikan jawaban ke pusat."
"Saya harus berdoa dan mempertimbangkan hal itu apakah sesuai atau tidak dengan kehendakNya. " sahut sang Pendeta dari tempat tinggalnya.
Beberapa saat kemudian telepon berdering kembali dan kali ini yang
menerima kebetulan anaknya.
"Apakah ayahmu ada di tempat?" kembali dari pusat bertanya.
"Ayah ada dan sedang berdoa. Sedang ibu sudah hampir siap mengemasi barang-barang kami," jawab si anak.


40. Apa lagi yang masih perlu didoakan
Category: Cerita Alkitabingah
Pada suatu hari di sebuah Gereja tampak seorang Pendeta sedang mengucapkan doa yang luar biasa panjangnya.
Pada akhir doanya sang Pendeta pun masih saja menanyakan kepada para jemaatnya :
"Apa lagi yang perlu saya panjatkan?"
"Amieennnn . . . ," terdengar jawaban serempak dari para jemaat semuanya yang hadir disitu.


41. Pendeta dan Singa
Category: Cerita Alkitabingah
Seorang pendeta baru saja selesai memberitakan injil di desa sebelah. Dalam perjalanan pulang, karena hari sudah hampir malam, ia pun nekat untuk mengambil jalan pintas, melewati hutan belantara.
Di tengah hutan, ia bertemu seekor Singa yang kelihatannya sangat lapar. Ia pun berlutut dan berdoa,
"Tuhan, tolong tutuplah mulut Singa ini, agar dia tidak bisa menerkam aku".
Ketika selesai berdoa, ia melihat sang Singa juga sedang berdoa. Sang Pendeta pun mengucap syukur,
"Oh, Tuhan, terima kasih. Kau telah memberiku seekor Singa yang baik". Sang Singa pun lalu berkata,
"Betulll !!!, aku adalah Singa yang baik. Aku selalu berdoa mengucap syukur sebelum menyantap makananku".


42, Sopir dan Pendeta
Category: Cerita Alkitabingah
Pada suatu hari pendeta dan seorang supir bus meninggal dunia.
Oleh seorang malaikat si supir dimasukkan ke surga sedangkan si pendeta dimasukkan ke neraka. Si pendeta tidak terima,katanya:
"Saudara malaikat, kenapa si supir itu dimasukkan ke surga sedangkan saya dimasukkan ke neraka ?"
Si malaikat menjawab: "Pada waktu kamu masih hidup dan berkotbah banyak yang hadir (jemaat) tertidur, sedangkan pada waktu si supir hidup dan mengendarai busnya, semua penumpang berdoa agar tidak terjadi kecelakaan, jadi si supir banyak membuat orang ingat akan Tuhan"


43. Bukan Kita Pencurinya
Category: Cerita Alkitabingah
Di suatu daerah perumahan di pinggir kota, tinggallah dua orang kakak beradik, umur 8 dan 10 tahun.
Kedua anak itu terkenal dengan kenakalannya yang luar biasa. Kalau ada sesuatu yang tidak beres terjadi di lingkungan tsb. pastilah karena ulah mereka. Orang tua kedua anak ini betul-betul sudah kuwalahan dan tidak sanggup lagi menangani mereka. Ketika mendengar ada seorang pendeta yang sering menangani kasus anak nakal, maka ibu ini segera berembug dengan suaminya supaya pendeta itu berbicara dengan kedua anak mereka. Suaminya langsung saja setuju:
"Cepat lakukan sebelum aku membunuh anak-anak bejat itu!"
Ibu itu segera pergi kepada pendeta dan menyatakan niatnya. Pak Pendeta setuju, tapi minta supaya ia bisa berbicara terlebih dahulu dengan anak yang berumur 8 tahun sendirian.
Maka dikirimlah anak itu kepada pak Pendeta.
Bertemulah mereka, pak Pendeta duduk di belakang meja yang sangat besar dan berhadapan dengan anak nakal itu. Selama 5 menit pertama mereka hanya duduk berhadapan dan saling menatap satu dengan yang lain. Tapi akhirnya, pendeta menunjuk dengan jari telunjuknya persis ke muka anak itu, dan bertanya:
"Di mana Tuhan?"
Anak itu melihat ke bawah meja, ke sudut ruangan, dan ke seluruh penjuru tempat, tetapi dengan diam seribu kata. Sekali lagi dengan suara keras pendeta menunjuk ke arah anak itu danbertanya:
"Di mana Tuhan?"
Lagi-lagi anak itu mencoba melihat ke seluruh ruangan dan tetap tidak erbicara apa-apa. Untuk ke tiga kalinya, dengan suara yang lebih keras dan tajam, pendeta menunjuk jari telunjuknya tepat di depan hidung anak itu, dan bertanya:
"Di mana Tuhan?"
Anak itu menjadi panik, lalu lari tunggang langgang pulang ke rumah. Ketika bertemu dengan kakaknya, ia cepat-cepat menarik kakaknya ke ruangatas, di tempat dimana mereka biasa merencanakan akal busuk mereka.
Akhirnya anak itu berkata: "Wah, celaka, Kak, kita ada dalam masalahbesar!"
Kakaknya bertanya: "Apa maksudmu kita ada dalam masalah besar?"
Anak itu menjawab: "Kayaknya Tuhan hilang, dan mereka pikir kitalah yang mencurinya...!"

Tidak ada komentar: