Selasa, 22 Januari 2008

BERJUANG UNTUK TENANG DAN MENANG

BERJUANG UNTUK TENANG DAN MENANG

Pernahkah Anda menjumpai angin puyuh yang berputar membentuk kerucut dan menerbangkan semua yang dilanda angin tersebut? Seorang analis gerak angin melakukan penelitian terhadap angin puyuh dan didapatinya hasil yang mengejutkan. Ia menemukan bahwa di pusat angin puyuh itu terdapat satu ruang hampa yang begitu tenang tanpa udara. Hasil penelitian ini mengingatkan saya pada peristiwa angin ribut yang melanda Yesus dengan para murid-Nya tatkala mereka sedang berada di perahu. Pada saat itu dikisahkan bagaimana Yesus tetap tenang dalam keadaan yang sedemikian dahsyat dan berkecamuk.
Dunia yang sungsang di mana kita berada adalah dunia yang sedang berkecamuk. Dunia terus berputar tak henti untuk memporak porandakan dan mengombang ambingkan orang-orang Kristen yang ada di dalamnya. Pemorakporandaan yang lebih berbahaya adalah pemorakporandaan ajaran-ajaran yang ada di dunia yang tanpa sadar dianut oleh manusia-manusia Kristen masa kini yang terlalu sibuk dengan pelayanan tetapi lupa mengawasi dirinya sendiri. Lalu bagaimana kita mengatasi hal ini?

PERJUANGAN YANG BIASA DILAKUKAN: MENYERANG ATAU BERENANG
Dalam mengatasi hal ini, sebagian orang ada yang melakukan tindakan mengkritik, menyerang dan menolak mentah-mentah semua hal baru yang muncul di dunia yang sungsang ini tanpa mempelajari dan mengenalnya terlebih dulu. Sebagian lagi justru bertindak kompromistis dan menerima bulat-bulat segala hal tersebut tanpa bertanya lebih dulu dan terus berenang mengikuti arus zaman dan takut dibilang ketinggalan zaman. Kedua tindakan ini sebenarnya adalah tindakan ekstrim yang tidak dapat menyelesaikan masalah. Namun demikian, tindakan ini masih suka dilakukan oleh banyak orang percaya.
PERJUANGAN YANG PERLU DILAKUKAN: BELAJAR TENANG DAN MENANG
Lalu apa yang seharusnya dilakukan oleh para pelayan Tuhan untuk mengatasi hal ini? Saya ingat apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus kepada para pengikut-Nya dalam Matius 11:28-29: “marilah kepadaKu, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu, pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah padaKu, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan, sebab kuk yang Kupasang itu enak dan bebanKupun ringan.” Sebenarnya pesan apakah yang Yesus sedang sampaikan kepada para pengikut-Nya itu?

Yesus sebenarnya sedang meresponi orang-orang yang pada waktu itu begitu kuat berjuang untuk mempertahankan ajaran-ajaran dari hukum Taurat yang ditafsirkan dan diberlakukan secara salah. Para guru-guru Taurat memerangi kesungsangan ajaran waktu itu dengan menggunakan ajaran mereka untuk menyerang. Mereka lebih berpegang pada ajaran-ajarang tertulis yang mati. Undangan Yesus ini justru mengatakan kepada mereka untuk datang kepada pribadi Yesus melampaui ajaran-ajaran-Nya. Dan apakah yang ditemukan di dalam pribadi Yesus dan apakah yang Yesus mau para pelayan-Nya lakukan setelah datang kepada Yesus? Inti dari panggilan ini adalah panggilan untuk menjadi seorang pembelajar Yesus, yang mau datang, berjuang dan belajar menjadi tenang dan menang. Apa saja yang dilakukan dalam menjadi pembelajar Yesus?
Pertama, datang dan berteduh kepada Yesus yang memberi ketenangan. Arti kelegaan di sini adalah suatu ketenangan yang berupa istirahat dan berteduh di bawah suaka sayap Tuhan yang ajaib. Hal ini memberikan satu perspektif baru di mana seorang pelayan Tuhan itu belajar dilayani selain melayani, belajar berteduh selain menjadi tempat perteduhan bagi orang lain dan belajar menyerahkan hidupnya sepenuhnya kepada Tuhan selain dia betul-betul melayani.
Kedua, memikul kuk yang Yesus pasang. Artinya adalah belajar memilah dan membedakan antara beban yang dipasang oleh dunia ini dan beban yang dipasang oleh Yesus. Hal ini memberikan perspektif tentang beban-beban pelayanan yang selama ini dianggap sebagai satu modal agar orang melayani dengan baik. Kadangkala keterbebanan yang dimiliki seseorang untuk melayani sebenarnya bukan beban yang Tuhan letakkan di bahunya, tetapi lebih beban yang ia letakkan sendiri di bahunya sendiri, menyerupai ambisi, kepentingan atau cita-cita pribadi untuk perluasan kerajaan diri sendiri.
Ketiga, belajar pada karakter Yesus. Hal inilah yang terpenting tetapi paling sering dilalaikan para pelayan Tuhan, yaitu bahwa tujuan seorang percaya dalam hidup ini adalah untuk menjadi serupa seperti Kristus dan bukan sekadar bersibuk-sibuk melayani. Ada banyak pelayan Tuhan yang terampil dalam mengembangkan karunia-karunianya tetapi lalai mengembangkan karakter dirinya yang serupa Kristus. Banyak pelayan Tuhan yang lebih suka menjadi Marta tanpa menjadi Maria, lebih suka bersibuk diri membuat program bagi pertumbuhan orang lain tetapi lupa membuat program bagi pertumbuhan dirinya sendiri.

Sampai di sini dapat disimpulkan bahwa hal yang perlu dilakukan dalam menerobos dunia yang sungsang ini bermula dari karakter seorang murid dalam diri sendiri, yaitu karakter seorang yang rela untuk diajar (teachable), rela untuk berubah (flexible) dan rela untuk merendahkan hati (humble) seperti Kristus. Berilah dirimu sendiri dimenangkan oleh Tuhan sebelum Anda pergi memenangkan jiwa bagi Tuhan. Selamat berjuang untuk tetap tenang dan menang di dalam dunia yang sungsang!
Author : Nicholas Kurniawan

Tidak ada komentar: