PENDETAKU SEPERTI SUPERMAN !!!
(Yohanes 1:6-8)
Pendeta atau Hamba Tuhan (Chuan Tao atau Boksu), demikian sebutan yang sering kita tujukan buat seseorang yang dipanggil untuk melayani purnah waktu. Sebagai orang Kristen yang lahir baru, pastilah kita menghormati dan menghargai mereka. Pendeta tidak hanya dituntut berkhotbah, tetapi juga harus melayani kebutuhan dan masalah jemaat, serta tugas-tugas administrasi gereja yang sangat menguras banyak tenaga dan pikirannya, sehingga kadang kala terjadi kelelahan fisik dan ketegangan syaraf yang dapat mengakibatkan hubungan dengan jemaat kurang harmonis. Bahkan hubungan dengan isteri dan anak-anak juga demikian.
   Bila ada salah paham dan perbedaan pendapat karena pertimbangan yang benar dan jujur- secara khusus dengan jemaat yang disegani, ia merasa tekanan atas posisinya semakin terjepit. Ketidakmampuan menyenangkan setiap orang yang paling dikasihinya, dan kekecewaan karena ditentang oleh mereka yang diharapkan menjadi tempat bersandar dan memberi dukungan moral, membuat seorang pendeta hampir menyerah karena putus asa. Keterbatasannya untuk membela seorang jemaat yang mengangap diri benar kadang kala juga membuat jemaat menjadi kurang respek terhadap hamba Tuhan tersebut.
   Rekan kerja yang saling menyikut, saling iri, membuat pendeta menjadi kurang betah di tempat pelayanannya. Perhatian dan pengertian jemaat yang kurang juga sering membuat pendeta merasa gelisah dan ingin secepatnya pindah ladang. Biasanya dengan berbagai alasan yang nadanya cukup rohani: misalnya: "Rasanya tempat ini bukan tempat pelayanan kami untuk seterusnya", "Saya terpanggil untuk melayani di kota anu" atau dengan alasan " Ingin studi lanjut", "beban saya ke gereja anu"
   Sangat sedih untuk diungkapkan, dibanyak gereja, seorang pendeta kelihatannya selalu tidak dapat melakukan segala sesuatu dengan benar. Jemaat biasanya tidak pernah peduli betapa sungguh-sungguh atau kerasnya pendeta itu telah berjuang dan berusaha, namun ada saja orang yang mencari kesalahan dan mengkritik sesuka-hatinya.
   Seseorang menggambarkan pendeta demikian:
* Jika ia kurus, ia dianggap kurang Gizi atau Vitamin, namun jika ia gemuk ia dianggap pemboros Sembako.
* Jika ia berusia muda, ia dianggap kurang berpengalaman; namun jika rambutnya telah memutih, ia dianggap terlalu tua bagi kaum muda.
* Jika ia dikaruniai lima atau enam anak, ia dianggap tidak tahu diri; namun jika ia tidak punya anak, ia dianggap memberi teladan yang buruk.
* Jika ia berkhotbah dengan catatan, maka dicap kurang persiapan namun jika ia tidak memakai catatan ia dianggap tidak persiapan.
* Jika ia melayani orang-orang miskin di gereja, ia dianggap pamer; namun jika ia menaruh perhatian pada orang kaya, ia dianggap berusaha menjadi seorang aristokrat.
* Jika ia memakai terlalu banyak Ilustrasi dalam khotbahnya, ia dianggap mengabaikan Alkitab; namun jika ia tidak memasukkan kisah nyata dalam khotbahnya, maka jemaat akan bingung dan tidak mengerti.
* Jikalau khotbahnya terlalu pendek, ia dianggap kurang menggali firmanTuhan, namun kalau khotbahnya terlalu panjang maka disebut film India.
* Jika ia mencela kesalahan, ia dianggap cepat marah; namun jika ia tidak berkhotbah menentang dosa, ia dianggap kompromi.
* Jika ia mengkhotbahkan kebenaran, ia dianggap terlalu menyerang; namun jika ia tidak menyampaikan "Seluruh Kebenaran Allah", ia dianggap munafik.
* Jika ia gagal menyenangkan hati setiap orang ia dianggap melukai gereja dan harus pergi, namun jika ia membuat semua orang bahagia, ia dianggap tidak berpendirian.
* Jika ia mengendarai mobil tua, ia dianggap mempermalukan jemaat; namun jika ia membeli mobil baru, ia dianggap menunjukkan kecintaannya pada harta dunia.
* Jika ia terus menerus berkhotbah maka jemaat akan bosan mendengarnya, namun jika ia mengundang pembicara tamu, ia dianggap menghindari tanggung jawab.
* Jika ia menerima gaji yang besar, ia dianggap mata duitan; namun jika ia mendapat gaji yang kecil, mereka mengatakan bahwa ia memang layak mendapat segitu; soalnya persembahan di gereja kita belum bertambah.
   Penggambaran di atas memang agak berlebihan, tetapi ungkapan ini benar-benar telah terjadi di banyak tempat. Saya berharap di gereja anda masalah ini tidak ada. Nah inilah sekilas liku-liku kehidupan seorang pendeta, dan anggota jemaat perlu mengetahuinya hal ini.
   Rasul Yohanes menulis :
   Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes, ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya. Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu.(Yohanes 1:6-8). Ada tiga hal yang disebutkan dalam ayat-ayat di atas mengenai Yohanes Pembaptis sebagai seorang hamba Tuhan atau pendeta. Lalu bagaimana degan Pendetaku? Mari kita lihat bersama-sama :
  Â
   I. Pendetaku itu manusia biasa
   Pertama kita diberitahu bahwa "datanglah seorang." Ia seorang manusia, yang memiliki kelemahan dan keterbatasan seperti halnya orang lain. Yohanes Pembaptis bukan malaikat; ia bukan ciptaan Tuhan yang secara khusus yang adikodrati; ia bukan duta dengan tubuh seperti "Super Man atau Hercules. Tetapi ia manusia biasa seperti kita ini, percis sama seperti anda dan saya.
  Â
   Yohanes Pembaptis tampil sangat sederhana, ia memakai jubah bulu Unta dan ikat pinggang dari kulit. Suatu busana yang pada zamannya termasuk busana yang kasar dan dipakai oleh masyarakat bawahan atau orang-orang miskin. Ia benar-benar orang biasa.
  Â
   Jikalau jemaat gereja bisa mempunyai masalah, hamba Tuhan juga. Jikalau jemaat merasa menderita akibat krisis moneter, harga beras tembus naik, minyak goreng, belum lagi kebutuhan-kebutuhan lain., maka pendeta juga bisa merasakan demikian. Masalahnya adalah seberapa besar penyerahan kita kepada Tuhan, ia akan menjadi kuat jikalau penyerahannya kepada Tuhan juga secara menyeluruh. Yohanes mengatakan ia manusia biasa yang dipercayakan pekerjaan yang luar biasa.
   Terhadap manusia biasa ini ia dituntut hal-hal yang sungguh luar biasa; misalnya: pendeta diharapkan memiliki diri seperti “Manusia super†atau “Super Man “ yakni :
   -Ia harus seorang yang pandai berbicara
   -Ia harus seorang yang mengerti bahasa Inggris, supaya ketika mempersiapkan khotbah banyak "teks book" yang bisa dia baca.
   -Ia harus seorang yang mengerti Mandarin, terutama mereka yang melayani di gereja berbahasa Mandarin.
   -Ia harus fasih berbicara dalam bahasa Indonesia supaya kaum muda dapat merasa tertarik dan mengerti khotbahnya.
   -Ia harus seorang yang mendalami Alkitab dengan sungguh-sungguh.
   -Ia harus seorang penginjil yang penuh semangat
   -Ia harus seorang penginjil yang penuh kasih
   -Ia harus memiliki kebijaksanaan seperti Raja Salomo
   -Ia harus memiliki kepribadian yang menarik dan dan enak dipandang, supaya kalau khotbahnya membuat ngantuk, jemaat masih terhibur melihat kecantikan dan ketampanan hamba Tuhannya.
   -Ia harus seorang usahawan yang cerdik dan administrator yang efektif dan efisien.
   -Ia harus seorang ahli strategi ekonomi, supaya dengan dana seminim mungkin dapat melaksanakan proyek-proyek sebesar mungkin.
   -Ia harus seorang yang kreatif dan orisinal.
   -Ia harus seorang yang tegas, disiplin, tetapi juga sekaligus harus elastis seperti karet
   Daftar ini masih bisa kita perpanjang. Sungguh malang nasib pendeta, ia selalu gagal memenuhi keinginan dan tuntutan jemaat. Itulah sebabnya tidaklah heran banyak jemaat yang menggurutu demikian:
   "Oh, pendeta kami khotbahnya sangat bagus, tetapi panjangnya bukan main"
   "Oh, pendeta. kami cocok buat kaum usiawan, tetapi buat kaum muda tidak"
   "Oh, pendeta kami pelayanannya sih bagus, cuma sayang isterinya.........."
  Â
   Dalam sebuah artikel yang berjudul "Kualifikasi Seorang Pendeta yang Baik" di situ digariskan berbagai tuntutan yang kadang kala tidak masuk akal untuk pundak seorang pendeta.
Seorang pendeta yang baik harus memiki:
   Kekuatan seekor Rubah,
   Kegigihan seekor Buldog,
   Keberanian seekor Singa,
   Kebijaksanaan seekor Burung hantu,
   Ketulusan seekor Merpati,
   Kelembutan seekor Domba,
   Kecerdikan seekor Bunglon,
   Pandangan seekor Rajawali,
   kulit seekor kuda Nil,
   Lompatan seekor Kanguru,
   Perut seekor Kuda,
   Watak seorang Malaikat,
   Kesetiaan seorang Rasul,
   Kepatuhan seorang Nabi,
   Kelemah-lembutan seorang Gembala,
   Semangat seorang Penginjil,
   Pegabdian seorang Ibu,
   dan jikalau semua tuntutan ini telah dipenuhi pun ia masih tidak dapat menyenangkan hati setiap orang.
   Pasti ada juga yang berkata, "Oh dia baik, tetapi................." (ekor-ekornya negatif). Pendeta tidak mungkin pandai dalam segala hal, ia pernah gagal dan memiliki kekurangan. Namun Allah merasa pas memakai seorang manusia. Dengan demikian, marilah kita berdoa buat para pendeta., bukan selalu mengritiknya. Namun, jikalau anda tidak dapat menahan diri melihat kesalahannya dan anda harus berbicara pada orang lain, ungkapkanlah hal itu semua kepada Allah. Jika hari ini di dunia ada orang yang sangat butuh dukungan doa dari jemaat, maka orang itu adalah pendeta. Sudahkah kita berdoa untuknya?? (1 Tesalonika 2:25 "Saudara-saudara, doakanlah kami")
II. Pendetaku utusan dari Allah
   Empat ratus tahun semenjak jaman Nabi Maleakhi, Allah sudah bungkam terhadap umat-Nya. Suara kenabian tidak terdengar lagi, dan kini suara itu muncul kembali melalui diri Yohanes Pembaptis. Ia seorang manusia biasa yang diutus oleh Allah. Ia mempunyai otoritas penuh dari Allah. Itulah sebabnya ia menyampaikan khotbahnya dengan penuh keberanian.
   Pada waktu itu tampillah Yohanes pembaptis di padang gurun Yudea dan memberitakan: "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat" (Matius 3:1). Ia seorang pengkhotbah yang keras, namun tidak kaku. Selain itu ia adalah utusan Allah yang dengan berani pernah menegor raja Herodes dengan segala konsekwensinya, yakni di penjara dan akhirnya mati dengan kepala dipenggal. (lihat Lukas 3:19-20). Inilah Yohanes sang utusan itu, disebut pembaptis karena ia membaptis orang-orang yang percaya termasuk Tuhan Yesus.
   Jika hamba Tuhan hanya dilihat dari segi manusianya maka orang-orang akan mengatakan "Karena hamba Tuhan di gereja saya adalah manusia seperti saya dan mudah melakukan kesalahan dan terjebak dalam perangkap, mengapa saya harus mendengar perkataannya, ia tidak lebih baik dari saya." Namun karena ia seorang manusia, dan fakta menyatakan bahwa mereka mengemban panggilan yang murni adalah orang-orang utusan Allah. Oleh sebab itu mereka layak mendapat mendapat hormat dari kita semua- sekali lagi bukan karena mereka lebih baik, lebih rohani, lebih suci atau lebih dari segalanya, tetapi karena panggilan ilahi yang mereka terima.
   Sekarang timbul pertanyaan yang demikian, bagaimana kita memperlakukan hamba Tuhan di gereja minggu ini, jika kita sudah tahu ia adalah Utusan Allah? Apakah konsep kita masih seperti sebelumnya? Apakah anda masih perlu mengkritik khotbahnya untuk menjatuhkannya? Apakah anda masih berusaha mencari kesalahan Tata-bahasanya? Jika saja anggota gereja menyadari bahwa pendeta, di samping kelemahannya, ia juga adalah seorang "utusan Allah", maka saya yakin kritik-kritik picik yang tidak ada arti tidak perlu dilontarkan lagi.
   Mungkin anda berkata, jikalau pendetanya tidak bijaksana bagaimana? Omongannya sering kacau dan beberapa perangainya membuat sakit hati? Ia tidak berpihak kepada saya? Lalu saya akan menjawabnya, saya kenal baik pendeta anda. Beliau pasti alumni sebuah Seminari, walaupun mungkin bukan satu Almamater, ia seperti saya-seorang manusia; penuh dengan segala keterbatasan dan kelemahan. Tetapi ia murni seorang pelayan Kristus, maka seperti yang dikatakan Yohanes Pembaptis; ia adalah seorang yang diutus Allah, dan "Jabatan" khususnya menuntut rasa hormat kita. Saya tidak mengatakan kita harus menyembah atau menempatkannya di atas panggung seperti dewa, tetapi marilah kita menghormatinya karena panggilan-Nya. Seorang dosen saya pernah mengatakan demikian, "Jikalau pada hari biasa para ibu-ibu masak Bakso, tetapi hari Minggu mereka masak boksu (pendeta)." Maksudnya hari biasanya masak “Bakso†asli untuk dimakan, maka hari minggu “Boksuâ€Â (pendeta) dikritik habis-habisan.
   Dalam Roma 10 Rasul Paulus memberi komentar tentang mereka yang mengkhotbahkan Injil: “Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia? Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya, jika mereka tidak diutus? Seperti ada tertulis "Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!" (ayat 14-15).
   Walaupun pendeta sebagai manusia sejati yang diutus Allah, namun haruslah diperlakukan dengan hormat. Memang ada saat-saat tertentu kehidupan mereka tidak konsisten dengan ajaran kitab Suci. Namun sekalipun demikian, tidak pantas jemaat yang terlibat dalam perang melawan pendetamu, saya yakin Tuhan kita itu hidup, IA yang akan memperhitungkan dengannnya.
   Dalam 1 Samuel 26, kita membaca tentang Daud saat ia menyelamatkan nyawa raja Saul. Contoh ini menunjukkan bahwa kita harus hati-hati jika berhubungan dengan orang yang dipilih Allah untuk suatu posisi dan tanggung-jawab. Kisah Perjanjian Lama ini memberikan contoh tokoh Daud yang sebenarnya mempunyai kesempatan membunuh Saul tetapi ia tidak melakukannya karena dia tahu bahwa Saul adalah orang yang diurapi Tuhan. Daud begitu menghargai orang yang yang dipilih Tuhan, walaupun ia tidak setuju degan sikapnya. Pertanyaannya sekarang, apakah kita juga seperti itu?
  Â
   III. Pendetaku diutus Allah untuk memberi kesaksian
   Yohanes Pembaptis mengatakan ia adalah manusia biasa, utusan Tuhan yang bertugas memberitakan Injil yaitu tentang “Terang†itu. Bagi Yohanes tidak ada hal yang perlu disombongkan di dalam dirinya, walaupun sebenarnya secara umur ia lebih senior dari Tuhan Yesus; bahkan Yesus sendiripun dibaptis olehnya. Ia sendiri bukan “Terangâ€, tetapi ia sendiri hanya merupakan alat yang mau dipakai Tuhan. Demikian juga dengan tugas seorang pendeta itu bukan tugas biasa, seperti tugas kantor, dosen, pengusaha dan lainnya, tetapi ia mengemban suatu tugas ilahi. Itu sebabnya Yohanes tidak merasa sombong kalau pelayanannya berhasil, bahkan murid-muridnya dengan suka-rela diserahkan pada Tuhan Yesus (lihat Yohanes 1:36-37)
   Pekerjaan Yohanes Pembaptis adalah satu yakni meberitakan Terang, itu merupakan prioritas utama pelayanannya. Pendeta masa kini mestinya juga demikian, prioritas utama mereka sebenarnya memberitakan injil. Itu sebabnya jangan terlalu membebani mereka dengan pekerjaan pelayanan lain yang seharusnya dapat dikerjakan oleh jemaat sendiri tanapa harus masuk ke Seminari.
   Mungkin firman Tuhan yang dibawakannya kurang menarik, atau membuat ngantuk (seperti tulisan ini), tetapi semua ini bukan menjadi bahan perbincangan dan kritik jemaat. Betapa sering saya mendengar ada orang berkata "Saya tidak mengerti mengapa anak-anak saya memiliki perhatian yang sangat kurang terhadap terhadap gereja? Saat masih remaja dan pemuda mereka sudah tidak ke gereja lagi? Mengapa suamiku kalau diajak ke gereja tidak pernah mau? Apakah hal ini terlalu mengherankan bagi kita? Tentu tidak! Mengapa? Sebab setiap hari, mereka mendengar omelan dan cacian anda terhadap pendeta anda. Khotbahnya jelek, terlalu panjang, dasinya miring, jasnya tidak pernah ditukar, isterinya cerewat, anaknya bandel susah diatur, kurang memperhatikan jemaat dan sebagainya, semuanya diceritakan sebagai suatu humor dan tertawaan dan menjadi bahan gossip. Dan kemudian mereka sangat terkejut tatkala suatu saat anak-anaknya menunjukkan rasa kurang hormat dan tidak simpati terhadap pendeta maupun Gereja. Semua ini karena mereka terlalu banyak mendengar yang negatif tentang pendeta dan gereja..
   Itu sebabnya ingatlah baik-baik, jika hari ini anda memiliki anak yang masih kecil atau remaja, hati-hatilah agar tidak mengeritik pendeta dihadapan mereka atau tidak sama sekali, tugas anda sebagai orang tua untuk menanamkan rasa hormat kepada mereka dan gereja bukan menanamkan rasa kurang ajar.
   Saya percaya, apapun tugas pelayanan di gereja, bila dijadwalkan kepada para pendeta, pasti ia akan mengerjakannya. Tetapi hati-hati, jangan sampai ia menjadi pesuruh gereja anda , menjadi supir gereja, menjadi petugas kebersihan gereja, mengurus keuangan, mengurus seluruh administrasi gereja, dan terlibat dalam berbagai panitia, ikut menghadiri semua persekutuan (wanita, dewasa, pemuda dan Kebaktian Rumah Tangga). Memang, semua ini tidak salah, namun anda akan berdosa bila akibat segala kegiatan ini, pendeta anda tidak sempat berdoa secara pribadi dan mempersiapkan khotbah dengan baik.
   Oleh karena itu wahai jemaat sekalian yang baik, janganlah anda menolak apabila diminta melakukan pelayanan, selama anda masih punya waktu maupun bakat dan tidak melalaikan keluarga, lakukanlah pelayanan itu. Jangan lagi anda mengatakan "Biarlah pendeta sendiri yang melakukannya, bukankah itu tugasnya?". sebaliknya, bantulah manusia "Utusan Allah" itu supaya ia lebih leluasa memberitakan Terang Injil itu. Anda berdosa besar bila menekan dan mengancam para pendeta sehingga ia meninggalkan panggilan pelayannya.
   Saya kenal seorang pendeta, selain dia memang sebagai pelayan Tuhan ia juga diberikan talenta yang cukup banyak, ia bisa musik, komputer, alat-alat elektronik, mesin dan sebagainya. Suatu hari dalam rapat majelis, salah seorang mengusulkan supaya gereja mengundang seorang sopir untuk melayani tugas-tugas pengantaran di gereja. Namun tanpa diduga seorang majelis yang lain mengatakan demikian :"Kan pendeta kita juga bisa membawa kenderaan, kita tidak perlu sopir lagi, selama ini mereka bisa diantar jemput oleh pendeta." Emangnya pendetanya merangkap sopir taksi? Jikalau tugas ini juga dilimpahkan kepada pendeta anda, jangan salahkan dia jika khotbahnya setiap minggu tanpa persiapan sebab sibuk sekali, rohaninyamundur, gereja kurang maju; tugasnya yang utama telah beralih kepada tugas yang lain.
   Sebagai penutup saya ingin mengulangi tanggung jawab kita sebagai jemaat terhadap pendeta:
   1. Pendeta seorang manusia, ia membutuhkan doa anda
   2. Pendeta sebagai manusia yang diutus Allah, ia layak mendapat hormat anda.
   3. Pendeta seorang manusia yang diutus Allah untuk memberikan kesaksian tentang Terang itu, ia butuh dan layak mendapat pertolongan anda.
   Sudahkah anda melakukannya? Amin
Author : Saumiman Saud
Selasa, 22 Januari 2008
PENDETAKU SEPERTI SUPERMAN !!!
Diposting oleh
SUKSES FOREVER
di
Selasa, Januari 22, 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar